LAPORAN WISATA RELIGI ZIARAH WALISONGO & ULAMA NUSANTARA SERTA STUDY BANDING KE MASJID NAMIRA Jateng - Jatim TANGGAL 28 – 30 OKTOBER 2022

Dibuat pada 20 Nov 2022 20:33

LAPORAN WISATA RELIGI

ZIARAH WALISONGO & ULAMA NUSANTARA SERTA

STUDY BANDING KE MASJID NAMIRA

Jateng - Jatim

TANGGAL 28 – 30 OKTOBER 2022



Ziarah Walisongo adalah perjalanan ziarah atau berkunjung dan berdoa di makam wali yang menyebarkan agama Islam di Nusantara . Lima makam wali berada di wilayah Jawa Timur , 3 wali di Jawa Tengah dan 1 wali di Jawa Barat. Selain ziarah ke makam walisongo, juga berziarah ke makam Ulama Nusantara di Bangkalan Madura serta melakukan studi banding ke Masjid Namira di Lamongan perihal pengelolaan Masjid agar lebih berkembang dan ke depannya menjadi lebih maju.

Sehingga di harapkan dengan adanya ziarah ke makam para waliyyuloh dan studi banding akan mendapat berkah dalam kehidupan kita sehari – hari dan menambah taqwa kepada Allah SWT. Serta lebih effektif dan effisien di dalam pengelolaan Masjid 


I . ZIARAH WALISONGO & ULAMA NUSANTARA

 

  1. Sunan Kalijaga

 

Sunan Kalijaga merupakan salah ulama Tokoh Walisongo penyebar agama islam di tanah Jawa yang bermukim di Demak. Namun sebenarnya Sunan Kalijaga berasal dari Tuban  yang merupakan putra dari Adipati Tuban. Nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden Said.

Makam Sunan Kalijaga terletak di tengah komplek pemakaman Desa Ngadilangu yang di laingkari dinding dengan pintu gerbang makam. Area makam Sunan Kalijaga di dalam Kota Demak dan berjarak 3 KM dari Masjid Agung Demak.

 


 

 

 

  1. Sunan Bonang

 

Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465 di Rembang dengan Nama Raden Maulana Makdum Ibrahim, Beliau adalah Putera dari Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila.

Sunan Bonang di kenal sebagai seniman yang berdakwah dengan menggunakan sejumlah perangkat seni termasuk gamelan, juga karya sastera . Konon Sunan Bonang adalah penemu salah saru jenis gamelan dengan tonjolan di bagian tengah atau kerap di sebut boning.  Dari situlah julukan Sunan Bonang di sematkan kepada Raden Makdum Ibrahim

Sunan Bonang wafat  pada tahun 1525 M dan di makamkan di kompleks pemakaman Desa Kutorejo Kecamatan Tuban di Kota Tuban atau berada di barat Alun-Alun dekat Masjid Agung Tuban.



 

                                                                                                                                 

 

  1. SUNAN AMPEL

 

Sunan Ampel adalah salah seorang wali di antara Walisongo yang menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa. Beliau lahir pada tahun 1401 H di daerah Tumapel di Gresik. Sunan Ampel adalah putra dari Syekh Ibrahim Zainuddin As Samarqandy dengan Dyah Candrawulan .

Sunan Ampel tidak hanya di kenal sebagai pendakwah, beliau juga di kenal sebagai Pembina pondok pesantren pertama di Jawa Timur.

Sunan Ampel juga di juluki sebagai Bapak Para Wali karena anak dan menantu mengikuti jejak dakwahnya yaitu Sunan Bonang, Sunan Drajat dan Sunan Giri

Sunan Ampel lahir di Campa tahun 1401 M. Beliau berdakwah dengan membangun jaringan kekerabatan. Dakwah beliau di kenal dengan Mo Limo yaitu tidak melakukan lima hal tercela.

Sunan Ampel wafat sekitar tahun 1467 M dan di makamkan di kampung Ampel di Kota Surabaya.

Didepan makam ada dua pintu gerbang besar bergaya Eropa . Makammnya terpisah dengan makam yang lainnya dan di beri pagar teralis dari besi setinggi 110 cm.

 


 

  1. Sunan Giri

Tokoh Walisongo yang bergelar Prabu Satmata atau Raden ‘Ainul Yaqin  ini makamnya terletak di sebuah bukit di Dusun Kedhaton  Desa Giri Gajah Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik.Kompolek makam berupa dataran bertingkat tiga dengan bagian belakang paling tinggi.

Sunan Giri lahir tahun 1365 Saka  di Kabupaten Banyuwangi dan meninggal pada tahun 1428 Saka.

Orang tua beliau bernama Maulana Ishak yang berasal dari Pasai dan Dewi Sekardadu ( seorang mubaligh Islam asal dari Asia Tengah )

 


 

  1. Sunan Maulana Malik Ibrahim

Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim as –Samarqandi adalah seorang Walisongo yang di anggap yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa . Orang tua beliau bernama Syekh Jumadil Qubro .

Dalam biografi Sunan Gresik di sebutkan  bahwa  dalam dakwah yang di sampaikannya adalah : pertama-tama yang dilakukannya ialah mendekati masyarakat melalui pergaulan. Budi bahasa yang ramah tamah, senantiasa di perllihatkan dalam pergaulan sehari-hari.

Beliau tidak menentang secara tajam agama dan keyainan dan kepercayaan hidup dari penduduk asli, melainkan hanya memperlihatkan keindahan dan kebaikan yang di bawa oleh Agama Islam. Berkat keramahtamahannya , banyak masyarakat yang tertarik masuk ke dalam Agama Islam.

Beliau wafat tanggal 8 April 1419

Makam Maulana Malik Ibrahim terletak di kampung Gapura di dalam kota Gresik, tidak jauh dari pusat kota.



 

  1. Makam Syekh Muhammad Kholil Bangkalan Madura

Syekh Muhammad Kholil atau yang kerap di panggil dengan Syekh Kholil Bangkalan atau Mbah Kholil pada 11 Jumadil Akhir 1235 H atau 25 Mei 1835 M di Kampung Senenan Desa Kemayoran Kecamatan Bangkalan Kabupaten Bangkalan Pulau Madura Jawa Timur.

Jalur Nasab Syekh Kholil Bangkalan dari jalur ayah sampai kepada Syekh Syarif Hidayatullah ( Cirebon ).

Murid-murid beliau di antaranya:

-          KH.Muhammad Hasan Sepuh  ( pendiri Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo )

-          KH.Hasyim Asy’ari  - Pendiri Nahdatul Ulama, pendiri Pondok Pesantren Tebu Ireng –Jombang.

-          KH.Adul Wahab Chasbullah – Pengasuh Pondok Pesantren Tambak Beras Jombang.

-          dll

Syekh Kholil Bangkalan wafat dalam usia 106 tahun pada 29 Ramadhan 1343 H bertepatan dengan tanggal 23 April 1925 M. Beliau di kebumikan di desa Mertajesa Kecamatan Bangkalan Madura.

 

  1. Makam Gus Dur ( KH.Abdurrahman Wachid )

Gus Dur merupakan periden RI ke-4 periode tahun 1999 – 2001.

Beliau wafat pada tanggal 30 Desember 2009 dan di makamkam  pada tanggal 31 Desember 2009 di Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang.

Makam Gus Dur tidak pernah sepi dari para peziarah baik dari dalam kota maupun luar kota dan luar provinsi  bahkan sampai ke luar negeri.

 

 

 

  

II. TA’LIM  / STUDI BANDING KE MASJID  NAMIRA – LAMONGAN

Masjid besar modern yang viral di media social dengan menara berlapis emas yang di kelilingi taman hijau terletak di Jl.Raya Mantup KM.5  Desa Jotosanur Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan Jawa Timur – 62281.

Masjid Namira didirikan oleh pengusaha Emas bernama Helmy Riza dan istrinya Eny Yuli Arifah . Di bangun dan di resmikan pada 22 Rajab 1334 H atau betepatan dengan tanggal 1 Juni 2013. Dimana prinsip petugas di Madjid Namira adalah SIAP : Senyum-Ikhlas-Amanah – Profesional.

Hal yang menarik dari Masjid Namira adalah adanya Kiswah kain penutup Ka’bah pada Mihrab yang di datangkan langsung dari Mekkah, hal ini membuat siapapun yang beribadah shalat di dalam Masjid Namira semakin berkesan.

Konon nama Masjid Namira terinpirasi dari sebuah masjid yang berada di Saudi Arabia letaknya antara Masjidil Haram dengan Arafah, tepatnya di Jabal Rahmah. Nama masjid Namira diambil sebab banyak tetangga  yang ingin berangkat menuanaikan ibadah haji, namun tidak pernah tertunaikan.

Hal inilah yang membuat penasaran para Nitizen dan para jama’ah dari luar Lamongan untuk lebih mengetahui seluk beluk serta kegiatan serta aktivitas dari Takmir Masjid Namira.

Oleh karena itu Takmir Masjid Al Mubarok berkesempatan untuk bisa ketemu dan berdiskusi dengan Pengurus Takmir Masjid Namira  untuk mengetahui activitas serta solusi atas permasalahan yang terjadi dan inovasi –inovasi agar dapat mengembangkan syiar  agama dan menarik jamah agar lebibih nyaman dan betah di Masjid.

 

 

Dari pertemuan tersebut dapat di sampaikan sebagai berikut :

Hasil Diskusi Takmir Masjid Al Mubarok & Takmir Masjid Namira:

  1. Bagaimana supaya jama’ah merasa nyaman.

Oleh karena itu masjid harus bersih, sejuk  ( AC seperti di Mall-Mall )

  1. Persiapkan SDM ( Imam Masjid yang khafidz , dengan suara merdu .

Ada 2 ( dua ) Imam Besar di masjid ini ( bahkan ada imam dari Timur Tengah )

Ada pondok tahfidz Namira untuk calon-calon Imam.

  1. SDA berupa tanah untuk perluasan Masjid dan sudah ada 10 hektar.
  2. Setiap hari Minggu setelah Kuliah Subuh, di sediakan nasi bungkus sebanyak 800 bungkus. Bahkan sebelum masa pandemi di sediakan nasi bungkus sekitar 1.500 – 2000 bungkus.
  3. Untuk infaq yang masuk setiap bulannya kurang lebih 200-250 juta. Sedangkan pengeluaran setiap bulan kurang lebihnya 400 – 450 juta. Untuk menutup kekurangan dana setiap bulan, di tutup oleh pendiri Masjid yang berfopresi sebagai pengusaha ( SPBU,SPBE Usaha penjualan Emas dll ) , yaitu keluarga Bp.Helmy Riza
  4. Masjid yang mempuyani kesamaan dengan Namira adalah Masjid Jogokaryan Jogja, Al Falah Sragen, Muhdar Arifin Gresik – Rata2 pengeluaran 2 M.
  5. Problem yanag di hadapi di Namira juga hampir sama yakni Remaja.
  6. Oleh karena itu harus ada inovasi untuk menarik dan memajukan jama’ah , khusunya jama’ah remaja agar lebih betah dan senang datang ke masjid dari pada ke mall atau nongkrong.

  



PESERTA :



 

 

 

TRANSPORTASI YANG DI GUNAKAN :



 

Demikian laporan wisata religi, ziaroh walisongo dan ulama nusantara serta study banding ke masjid Namira Lamongan Jatim pada tanggal 28 – 30 Oktober 2022.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk kita semua .

Tidak lupa pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya atas terselenggaranya acara ini kepada:

-          Ketua Yayasan Miftahul Mubarok Tlogosari Kulon Pedurungan Semarang    Bp.Drs.Hartono.Msi

-          Ketua Takmir Masjid Al Mubarok  Tlogosari Kulon Pedurungan Semarang   Bp.Dr.KH.Mustopa Halmar, Mag.

-          Seluruh Jama’ah Masjid Al Mubarok Tlogosari Kulon Pedurungan Semarang  .

-          Seluruh Peserta Wisata Religi tahun 2022.

-          Para Donatur yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu per satu.

-          Panitia yang telah menyelenggarakan acara Wisata Religi tahun 2022.

-          Seluruh pihak yang telah membantu terlaksananya acara Wisata Religi tahun 2022.

 

Semarang, 14 November 2022.

 

PANITIA WISATA RELIGI

ZIARAH WALISONGO & ULAMA NUSANTARA SERTA

STUDY BANDING KE MASJID NAMIRA

Jateng - Jatim

TANGGAL 28 – 30 OKTOBER 2022

Haryadi 

Ketua